Sektor properti merupakan sektor yang selalu tumbuh, karena tumbuhnya sektor ini seiring adanya pertumbuhan penduduk sebagaimana proyeksi Data Statistik Indonesia (
www.datastatistik-Indonesia.com/proyeksi/index) dengan keadaan penduduk pada bulan Mei 2008 berjumlah 227 juta maka jumlah pertumbuhan pada tahun 2025 berjumlah 273 juta proyeksi angka tersebut dihitung dengan menggunakan rumus laju pertumbuhan sebagai berikut :
Pt = P0 (1+r)t
Dimana :
P0 adalah jumlah penduduk awal
Pt adalah jumlah penduduk t tahun kemudian
r adalah tingkat pertumbuhan penduduk
t adalah jumlah tahun dari 0 ke t.
apabila diasumsikan setiap tahun bertambah penduduk rata-rata pertahun 2,7 juta jiwa berarti minimal butuh rumah setiap rumah jika terjadi perkimpoian 1 ,3 juta unit rumah. Berdasarkan angka tersebut banyak bisnis yang dapat dikembangkan di Indonesia baik skala besar maupun skala kecil.
Bisnis skala kecil misal nya tentang bengkel las, mungkin pembaca akan bertanya hubungan apa bengkel las dengan pertumbuhan penduduk, jumlah penduduk dan jumlah kebutuhan rumah pertahun ?. Mungkin itu pertanyaan yang sangat menarik untuk dibahas atau didiskusikan mengapa ?.
Bengkel las bisa maju pasti karena ada pembeli bukan?, nah pembeli salah satunya adalah mereka para pemilik rumah, bagi mereka yang membangun rumah baru tentunya butuh pagar, teralis, kanopi sedangkan mereka yang telah mempunyai rumah membutuhkan pergantian atau renovasi pagar, renovasi teralis yang sudah bosan dengan model lama.
Agar pagar dan teralis yang dijual atau yang di las pagar, teralis bukan hanya sekedar berfungsi sebagai alat pengamanan juga harus lebih arstistik, menarik, maka tukang bengkel las harus inovatif. Sering mengikuti perkembangan model, karena model sangat tergantung pada waktu, suatu waktu model pagar yang memenag tinggi, diwaktu yang lain pagar tidak perlu tinggi, demikian motifnya, kembangnya, ukirannya, frofilnya dan sebagainya sangat menentukan para pelanggan untuk selalu berlangganan dengan kita.
Untuk memperbanyak langganan atau konsumen yang jangan dilupakan adalah faktor pemasarannya, agar langganan (customer) tidak berpaling kepada bengkel lain.
Para pembaca bertanya berapa kira-kira butuh dana untuk dapat menjalankan usaha dalam bidang perbengkelan, untuk hal tersebut tabloid kontan pernah merelis simulasi dan para pembaca juga dapat membuat simulasi sendiri modal dan biaya yang dibutuhkan untuk dapat berusaha dibidang itu.
Simulasi yang pernah dirilis oleh tabloid kontan edisi khusus Juni 2007 adalah investasi awal adalah sebesar Rp. 25.000.000,- yang digunakan alat-alat dan sewa tempat, dengan asumsi pemasukan perbulan Rp. 50.000.000 dari jasa las. sedangkan asumsi pengeluaran per bulan lebih kurang Rp. 48.000.000,- yang digunakan untuk gaji karyawan untuk 5 orang sebesar Rp. 6.000.000, air,listrik,telepon dll Rp.500.000,- belanja bahan baku Rp. 41.500.000 . Laba bersih perbulan adalah Rp.2 juta rupiah sedangkan balik modal dalam jangka waktu 10 bulan (Rp.20.000.000:Rp.2 Juta/bulan=10 bulan)
kalo memang lo serius, ntar gw bantu cari info lebih lengkap...
sumber kaskus.us
0 komentar:
Posting Komentar